This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 17 Februari 2009

BYE – BYE GHOSOB

BYE – BYE GHOSOB
* by nidauddin, naskah Kumpulan cerpen DQ POST
“ Baik para santri sekalian, pada pelajaran fiqh kali ini ustadz akan mengajak antum bersama memecahkan berbagai masalah fiqhiyah terutama masalah yang berkaitan dengan keseharian kita,” tukas Ustadz Daud mengawali pembicaraannya. Sejenak susana kelas yang tadinya ramai pun menjadi tenang dan senyap seketika, terlebih ketika beliau menanyakan perbedaan antara Ghosob dan Sariqoh atau mencuri sebagai topik utama pembicaraan mereka hari itu. 2 istilah yang menurutnya sering disalah pahami oleh para santri. Teman- temanku yang setengah mengantuk pun tersentak dan terbangun mendengar perkataan Ust.Daud mengenai ghosob dan sariqoh, sembari merapikan susunan rambutnya yang terlihat acak- acakan bak pemusik rok, mereka pun mulai memusatkan perhatianya dan melupakan sejenak mimpi indahnya dan endapan air yang menggenang diatas meja akibat air liur yang diteteskanya. Namun kali ini kondisi bertambah serius dan tegang karena mereka penasaran ingin mengetahui kelanjutanya apalagi setelah Ust.Daud memulai memberikan suatu permisalan sebagai pertanyaanya.”Ok, sekarang ustadz ingin mengetahui pendapat anatum mengenai hukum dari masalah ini,!” lanjutnya meneruskan pembicaraan.”Ketika kita kehilangan sandal lalu menemukan sandal yuang tergeletak didepan rayon kemudian mengambil dan memakainya, maka bagaimana hukum dari perbuatan ini?” tanyanya kepada kami dengan nada yang membuat kami harus berpikir karena sepertinya permasalahan itu telah kami pelajari ketika kelas 3. “Ya…. Coba kamu Imron apa hukumnya?” tanya ustadz Daud kepada Imron yang kebetulan duduk di bangku paling depan, “itu mah, namanya ghosb ustadz lagian siapa sih yang tidak tahu hukum begituan. betul gak teman – teman!” jawab Imron dengan santai disertai dengan suara gemuruh teman – temanya tanda sepakat dengan jawaban Imron.”Ok, kamu Kahfi? “ kali ini Ustadz Daud bertanya kepada kahfi anak yang lumayan pintar dikelasku.”Oh.. Ustadz itu bukan ghosob tapi luqothoh atau barang temuan, karena kita kan menemukan suatu barang yang tidak ada pemiliknya” jawab Kahfi dengan sedikit dalil dan alasan akan jawabanya.
“Ehm… sekarang kamu fawaz “ tunjuk ustadz daud kepadaku yang ketika itu aku berada disamping beliau berdiri. Ragu aku untuk menjawab meski kedua orang temanku mampu mnjawabnya dengan santai namun aku tahu itu bukan jawaban yang dimaksudkan, karena sebenarnya aku pernah mempelajarinya dan paham betul arti luqotoh dan ghosob pada pelajaran Fiqh kelas tiga, namun aku tidak yakin memberikan jawaban yang berbeda dari kedua temanku, Keringat dingin pun mulai membasahi kulit leher dan dahiku aku hanya bisa tertunduk dan berkata tidak tahu ketika Ustad Daud kembali meminta jawaban dariku.


Tulis sisanya di sini
“Baiklah dari 2 hukum yang diberikan oleh kedua teman antum barusan ustadz ingin meminta pendapat antum adakah dari kedua jawaban itu yang benar ataupun ada jawaban lainya”. Kata ustadz Daud kali ini suara beliau terlihat lebih tegas dan serius, teman- temanku puin mulai berpikir memilih antara jawaban Imron dan Kahfi yang sama- sama masuk akal. ”Ya… sekarang siapa yang memilih ghosob sebagai hukumnya”? ucapnya yang seketika itu langsung disambut angkat tangan oleh sebagian besar teman- temanku yakni berjumlah 25 orang dari jumlah keseluruhan sebanyak 40 siswa. Namun aku bukan bagian dari mereka, meski aku masih bimbang tapi aku tahu itu bukan jawaban yang pas untuk permasalahn ini, tapi apa….?” Gumamku dalam hati penuh penasaran.
“Wah… ternyata 25 orang memilih ghosb berarti sekitar 65% dari jumlah antum seluruhnya” tukas Ust.Daud setelah mengetahui banyaknya santri yang memilih ghosob sebagai hukumnya. Dan sekarang yang memilih hukumanya adalah luqotoh angkat tangan?” 10 orang temanku pun mengangkat tanganya memilih luqotoh sebagai hukum permasalahan ini.Namun sekali lagi aku bukian bagian dari mereka karena sekarang aku semakin mantap dengan jawabanku sendiri dan tidak lagi terpengaruh dengan dua jawaban temanku barusan, ya... aku tahu tapi aku malu dan takut mengatakan hukum yang sebenarnya.
Anak - anakku Ustadz perlu menekankan bahwa ini masalah serius, tapi banyak yang menganggapnya remeh, berawal dari permasalahan sandal saja bisa melanggar hukum syariah bahkan sang pelaku akan diganjal hukuman yang sangat keras baik dunia maupun akhirat. Apalagi dalam memberikan hukum terhadap suatu permasalahan kita harus senantiasa kembali kepada Al-Qur’an serta sunnah Nabi agar kita terhindar dari Taqlidul A’ma yang akan membawa kita pada kesesatan. Jelas beliau kepada kami akan pentingnya Al-Qur’an dan sunnah sebagai maraji’ dalam perbagai masalah. keadaan kelas tidak berubah, suasana masih tegang ,perhatian teman - temanku hanya tertuju pada permasalah ini sehingga rasa penasaran menyelimuti benak mereka hingga Ustadz Daud memberikan jawaban serta solusi dengan jelas. “Kedua jawaban kalian barusan salah semua, karena sandal tersebut dipakai tanpa izin dan tidak dikembalikan lagi bahkan berpindah ke tangan orang lain, ataupun meski ia mengetahui atau tidak si pemilik sandal tersebut. Dan bukanya ia menemukan sandal itu tanpa pemilik, maka memakai atau mengambil barang orang yang diketahuainya atau tidak tanpa meminta izin terlebih dahulu dan tidak mengembalikanya lagi bahkan sengaja dimiliki hal tersebut dalam hukum Islam disebut sebagai MENCURI. sedangkan hukumanya pasti dalam syariat Islam yakni di potong salah satu tanganya, bahkan nabi sendiri berkata, walaupun fatimah serta anak - anak nabi lainya mencuri barang sekecil apapun maka beliau akan memotong tangan mereka.” Ustadz Daud menjelaskan hal tersebut dengan perlahan - lahan disertai dengan nada yang tegas, membuat seluruh isi kelas tertunduk sadar dan merinding ketakutan mendengar penjelasan serta hukum dari permasalahan ini. “Kemudian para santri sekalian ma’na Ghosob serta Luqotoh dalam Ilmu Fiqh adalah...” lanjutnya membuat seisi ruangan yang sempat ramai kini kembali tenang.”Ghosob berarti mengambil dan memakai barang seseorang yang diketauhinya atau tidak tanpa izin namun ia MENGEMBALIKANYA lagi.Sedangkan Luqotoh adalah menemukan barang apapun yang bukan miliknya dan tidak boleh dimiliki kecuali setelah mengumumkanya dan menunggu selama 1 tahun jika tidak diambil setelah waktu tersebut ia boleh memilikinya diserta ketentuan zakat bagi suatu barang tertentu. “Maka apa hukum mengambil sandal tanpa izin dan tidak mengembalikanya?” Tanya Ustadz Daud menyakinkan pemahaman para santrinya ” Mencuri.......” saut teman - temanku dengan suara lantang. Yah.... itulah jawaban yang tepat, jawaban yang kadang aku sendiri malu untuk mengakuinya.
Sehingga yang terjadi ketiks kehilangan sandal dan memakai sandal oranglain adalah sebenarnya perbuatan mencuri dan bukan menggosob karena sangat kecil kemungkinanya untuk mengembalikanya, bahkan kalaupun mengembalikanya sebenarnya ia telah menggosob dan telah menanam benih dosa karena orang yang kehilangan sandalnya akan mengambil milik orang lain dan begitupun seterusnya hingga berapa banyak sandal yang tercuri gara - gara 1 orang kehilangan sandal dan mengambil sandal orang lain, sebanyak itu pula dosa yang harus ditanggung. Masih ingat kan akan hukuman Ghosob yang bukan main beratnya yakni kelak di Akhirat ia akan ditindih oleh 7 bumi dari setiap barang yang di gosobnya, naka sebaiknya jangan mencoba menjerumuskan diri kedalam 2 hal tersebut apalagi menganggapnya sebagai hal yang remeh” Jelas Ustadz Daud mengakhiri pembicaraanya diirnigi oleh anggukan kepala para santri tanda paham, yang pastinya didalam diri mereka timbul rasa sadar serta penyesalan atas berapa banyak barang yang bukan miliknya mereka ambil tanpa izin dan berada di kotaknya, hingga berapa banyak dosa yang akan mereka pikul jika tidak segera bertobat dan berhenti melakukanya. Suasana menjadi hening tundukan kepala menghiasi kepala mereka, pelajaran pun usai.
***********
Teng....teng bunyi lonceng terdengar jeras 3 kali, tanda waktu pergi kemasjid. Aku masih terdiam di depan rayon melihat 2 pasang dandal tergeletak merayuku untuk memakainya karena sandalku ketika itu hilang, Namun kulangkahkan kaiku dengan mantap menatak bumi dengan kulit kaki telanjang menuju masjid. Kutinggalkan 2 pasang sandal itu tergeletak tersenyum melihatku merestui deraplangkahku tanpa ada dosa terlepas dari perbuatan mencuri atau menggosob, hatiku puas serta terasa bahagia saat itu. bye - bye mencuri, bye- bye ghosob.

Jumat, 05 Desember 2008

7 ciri orang sok tau


'Sok tahu' pada dasarnya adalah "merasa sudah cukup berpengetahuan" padahal sebenarnya kurang tahu. Masalahnya, orang yang sok tahu biasanya tidak menyadarinya. Lantas, bagaimana kita tahu bahwa kita 'sok tahu'? Mari kita mengambil hikmah dari Al-Qur'an. Ada beberapa ciri 'sok tahu' yang bisa kita dapatkan bila kita menggunakan perspektif surat al-'Alaq.

1. Enggan Membaca

Ketika disuruh malaikat Jibril, "Bacalah!", Rasulullah Saw. menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Lalu malaikat Jibril menyampaikan lima ayat pertama yang memotivasi beliau untuk optimis. Adapun orang yang 'sok tahu' pesimis akan kemampuannya. Sebelum berusaha semaksimal mungkin, ia lebih dulu berdalih, "Ngapain baca-baca teori. Mahamin aja sulitnya minta ampun. Yang penting prakteknya 'kan?" Padahal, Allah pencipta kita itu Maha Pemurah. Ia mengajarkan kepada kita apa saja yang tidak kita ketahui.

Disisi lain, ada pula orang Islam yang terlalu optimis dengan pengetahuannya, sehingga enggan memperdalam. Katanya, misalnya, "Ngapain baca-baca Qur'an lagi. Toh udah khatam 7 kali. Mending buat kegiatan lain aja." Padahal, Al-Qur'an adalah sumber dari segala sumber ilmu, sumber 'cahaya' yang tiada habis-habisnya menerangi kehidupan dunia. Katanya, misalnya lagi, "Ngapain belajar ilmu agama lagi, toh sejak SD hingga tamat kuliah udah diajarin terus." Padahal, 'ilmu agama' adalah ilmu kehidupan dunia-akhirat.

2. Enggan Menulis

Orang yang sok tahu terlalu mengandalkan kemampuannya dalam mengingat-ingat dan menghafal pengetahuan atau ilmu yang diperolehnya. Ia enggan mencatat. "Ngerepotin," katanya. Seolah-olah, otaknya adalah almari baja yang isinya takkan hilang. Padahal, sifat lupa merupakan bagian dari ciri manusia. Orang yang sok tahu enggan mencatat setiap membaca, menyimak khutbah, kuliah, ceramah, dan sebagainya. Padahal, Allah telah mengajarkan penggunaan pena kepada manusia.

Di sisi lain, ada pula orang yang kurang mampu menghafal dan mengingat-ingat pengetahuan yang diperolehnya, tapi ia merasa terlalu bodoh untuk mampu menulis. "Susah," katanya. Padahal, merasa terlalu bodoh itu jangan-jangan pertanda kemalasan. Emang sih, kalo nulis buat orang lain, kita perlu ketrampilan tersendiri. Tapi, bila nulis buat diri sendiri, bukankah kita gak bakal kesulitan nulis 'sesuka hati'? Apa susahnya nulis di buku harian, misalnya, "Tentang ciri sok tahu, lihat al-'Alaq!"?

3. Membanggakan Keluasan Pengetahuan
Orang yang sok tahu membanggakan kepintarannya dengan memamerkan betapa ia banyak membaca..

Tulis sisanya di sini

3. Membanggakan Keluasan Pengetahuan

Orang yang sok tahu membanggakan kepintarannya dengan memamerkan betapa ia banyak membaca, banyak menulis, banyak mendengar, banyak berceramah, dan sebagainya tanpa menyadari bahwa pengetahuan yang ia peroleh itu semuanya berasal dari Allah. Ia mengira, prestasi yang berupa luasnya pengetahuannya ia peroleh berkat kerja kerasnya saja. Padahal, terwujudnya pengetahuan itu pun semuanya atas kehendak-Allah.

Mungkin ia suka meminjam atau membeli buku sebanyak-banyaknya, tetapi membacanya hanya sepintas lalu atau malah hanya memajangnya. Ia merasa punya cukup banyak wawasan tentang banyak hal. Ia tidak merasa terdorong untuk menjadi ahli di bidang tertentu. Kalau ia menjadi muballigh 'tukang fatwa', semua pertanyaan ia jawab sendiri langsung walau di luar keahliannya. Ia mungkin bisa menulis atau berbicara sebanyak-banyaknya di banyak bidang, tetapi kurang memperhitungkan kualitasnya.

4. Merendahkan Orang Lain Yang Tidak Sepaham

Bagi orang Islam yang sok tahu, siapa saja yang bertentangan dengan pendapatnya, segera saja ia menuduh mereka telah melakukan bid'ah, sesat, meremehkan agama, dan sebagainya. Bahkan, misalnya, sampai-sampai ia melarang orang-orang lain melakukan amal yang caranya lain walau mereka punya dalil tersendiri. Ia menjadikan dirinya sebagai "Yang Maha Tahu", terlalu yakin bahwa pasti pandangan dirinyalah satu-satunya yang benar, sedangkan pandangan yang lain pasti salah. Padahal, Allah Swt berfirman: "Janganlah kamu menganggap diri kamu suci; Dia lebih tahu siapa yang memelihara diri dari kejahatan." (an-Najm [53]: 32)

Muslim yang sok tahu cenderung menganggap kesalahan kecil sebagai dosa besar dan menjadikan dosa itu identik dengan kesesatan dan kekafiran! Lalu atas dasar itu dengan gampangnya ia mengeluarkan 'vonis hukuman mati'. Padahal, dalam sebuah hadits shahih dari Usamah bin Zaid dikabarkan, "Barangsiapa mengucapkan laa ilaaha illallaah, maka ia telah Islam dan terpelihara jiwa dan hartanya. Andaikan ia mengucapkannya lantaran takut atau hendak berlindung dari tajamnya pedang, maka hak perhitungannya ada pada Allah. Sedang bagi kita cukuplah dengan yang lahiriah."

5. Menutup Telinga dan Membuang Muka Bila Mendengar Pendapat Lain

Orang yang sok tahu tidak memberi peluang untuk berdiskusi dengan orang lain. Kalau toh ia memasuki forum diskusi di suatu situs, misalnya, ia melakukannya bukan untuk mempertimbangkan pendapat yang berbeda dengan pandangan yang selama ini ia anut, melainkan untuk mengumandangkan pendapatnya sendiri. Ia hanya melihat selayang pandang gagasan orang-orang lain, lalu menyerang mereka bila berlainan dengannya. Ia tidak mau tahu bagaimana mereka berhujjah (berargumentasi).

Di samping itu, orang yang sok tahu itu bersikap fanatik pada pendapat golongannya sendiri. Seolah-olah ia berseru, "Adalah hak kami untuk berbicara dan adalah kewajiban kalian untuk mendengarkan. Hak kami menetapkan, kewajiban kalian mengikuti kami. Pendapat kami semuanya benar, pendapat kalian banyak salahnya." Orang yang terlalu fanatik itu tidak mengakui jalan tengah. Ia menyalahgunakan aksioma, "Yang haq adalah haq, yang bathil adalah bathil."

6. Suka Menyatakan Pendapat Tanpa Dasar Yang Kuat

Muslim yang sok tahu gemar menyampaikan pendapatnya dengan mengatasnamakan Islam tanpa memeriksa kuat-lemahnya dasar-dasarnya. Ia suka berkata, "Menurut Islam begini.... Islam sudah jelas melarang begitu...." dan sebagainya, padahal yang ia ucapkan sesungguhnya hanyalah, "Menurut saya begini.... Saya melarang keras engkau begitu...." dan seterusnya. Kalau toh ia berkata, "Menurut saya bla bla bla....", ia hanya mengemukakan opini pribadinya belaka tanpa disertai dalil yang kuat, baik dalil naqli maupun aqli.

7. Suka Berdebat Kusir
Jika pendapatnya dikritik orang lain, orang yang sok tahu itu berusaha keras mempertahankan pandangannya dan balas menyerang balik pengkritiknya. Ia enggan mencari celah-celah kelemahan di dalam pendapatnya sendiri ataupun sisi-sisi kelebihan lawan diskusinya. Sebaliknya, ia tekun mencari-cari kekurangan lawan debatnya dan menonjol-nonjolkan kekuatan pendapatnya. Dengan kata lain, setiap berdiskusi ia bertujuan memenangkan perdebatan, bukan mencari kebenaran.

Demikianlah beberapa ciri orang yang sok tahu menurut surat al-'Alaq dalam pemahamanku. Dengan mengenali ciri-ciri tersebut, semoga kita masing-masing dapat melakukan introspeksi dan memperbaiki diri sehingga kita tidak menjadi orang yang sok tahu. Aamien.


Sumber : Al Qur'an Dan Al Hadits.

http://ratih1727.multiply.com/journal/item/154/7_CIRI_ORANG_SOK_TAU

Minggu, 23 November 2008

Bila cinta tak berbalas..

"Maaf Akhi, bukannya saya tidak menghormati permintaan akhi. Tapi rasanya kita cukup menjalin ukhuwah saja dalam perjuangan. Saya doakan semoga akhi menemukan pasangan lain yang lebih baik dari saya."

Amboi, bagaimana rasanya bila kalimat di atas dialami oleh para ikhwan? Bisa saja langit terasa runtuh, hati berkeping-keping. Sang pujaan hati yang kita harapkan menjadi teman setia dalam mengarungi perjalanan hidup menampik khitbah kita. Segala asa yang pernah coba ditambatkan akhirnya karam. Cinta suci sang ikhwan bertepuk sebelah tangan.

Ya drama kehidupan menuju mahligai pelaminan memang beragam. Ada yang menjalaninya dengan smooth, amat mulus, tapi ada yang berliku penuh onak duri, bahkan ada yang pupus ditengah perjalanan karena cintanya tak bertaut dalam maghligai pernikahan.

Ini bukan saja dialami oleh para ikhwan, kaum akhwat pun bisa mengalaminya. Bedanya, para ikhwan mengalami secara langsung karena posisi mereka sebagai subyek/pelaku aktif dalam proses melamar. Sehingga getirnya kegagalan cinta - seandainya memang terasa getir - langsung terasa. Sedangkan kaum akhwat perasaanya lebih aman tersembunyi karena mereka umumnya berposisi pasif, menunggu pinangan. Tapi manakala sang ikhwan yang didamba memilih berlabuh dihati yang lain kekecewaan juga merebak dihati mereka.

***

Ikhwan dan akhwat rahimakumullah, siapapun berhak kecewa manakala keinginan dan cita-citanya tidak tercapai. Perasaan kecewa adalah bagian dari gharizatul baqa’ (naluri mempertahankan diri) yang Allah ciptakan pada manusia. Dengannya, manusia adalah manusia bukan onggokan daging dan tulang belulang. Ia juga bukan robot yang bergerak tanpa perasaan, tapi manusia memiliki aneka emosi jiwa. Ia bisa bergembira tapi juga bisa kecewa.

Emosi negatif, seperti perasaan kecewa akibat tertolak, bukannya tanpa hikmah. Kesedihan akan memperhalus perasaan manusia, bahkan akan meningkatkan kepekaannya pada sesama. Bila dikelola dengan baik maka akan semakin matanglah emosi yang terbentuk. Tidak meledak-ledak lalu lenyap seketika. Ia akan siap untuk kesempatan berikutnya; kecewa ataupun bergembira. Jadi mengapa tidak bersyukur manakala kita ternyata bisa kecewa? Karena berarti kita adalah mansia seutuhnya.

Kegagalan meraih cinta juga bukan pertanda bencana. Tapi akan memberikan pelajaran beharga pada manusia. Seorang filsuf bernama John Charles Salak mengatakan :Orang-orang yang gagal dibagi menjadi dua; yaitu mereka yang berfikir gagal padahal tidak pernah melakukannya, dan mereka yang melakukan kegagalan dan tak penah memikirkannya.

Karenanya kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, tapi justru awal dari segala-galanya. Meski terdengar klise tapi ada benarnya; ambillah pelajaran dari sebuah kegagalan lalu buatlah perbaikan diri. Tentu saja itu dengan tetap mengimani qadla Allah SWT.

Agar kegagalan mengkhitbah tidak menjadi petaka, maka ikhwan dan akhwat, persiapkanlah diri sebaik-baiknya, ada beberapa langkah yang bisa diambil:

Percayai qadla
Manusia tidak suka dengan penolakan. Ia ingin semua keinginannya selalu terpenuhi. Padahal ditolak adalah salah satu bagian dari kehidupan kita. Kata seorang kawan, hidup itu adakaanya tidak bisa memilih. Perkataan itu benar adanya, cobalah kita renungkan, kita lahir kedunia ini tanpa ada pilihan; terlahir sebagai seorang pria atau wanita, berkulit coklat atau putih, berbeda suku bangsa, dan sebagainya. Demikian pula rezeki dan jodoh adalah hal yang berada di luar pilihan kita. Man propose, god dispose. Kita hanya bisa menduga dan berikhtiar, tapi Allah jua yang menentukan.

"Sesungguhnya salah seorang di antara kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam rahim ibunya selama 40 hari kemudian menjadi ‘alaqah kemudian menjadi janin, lalu Allah mengutus malaikat dan diperintahkannya dengan empat kata dan dikatakan padanya: ‘tulislah amalnya, rizkinya dan ajalnya. (HR.Bukhari).

Maka kokohkanlah keimanan saat momen itu terjadi pada kita. Yakinilah skenario Allah tengah berlangsung, dan jadilah penyimak yang baik dengan penuh sangka yang baik padaNya. Tanamkan dalam diri kita ‘Allah Mahatahu yang terbaik bagi hamba-hambaNya’.

Jangan biarkan kekecewaan menggerogoti keimanan kita kepadaNya. Apalagi dengan terus menanamkan prasangka buruk padaNya. Segerahlah sadar bahwa ini adalah ujian dari Allah. Akankah kita menerima qadla-Nya atau merutuknya?

Dengan demikian, fragmen yang pahit dalam kehidupan InsyaAllah akan memperkuat keyakinan kita bahwa Allah sayang pada kita. Demikian sayangnya, sampai-sampai Allah tidak rela menjodohkan kita dengan si fulan yang kita sangka sebagai pelabuhan cinta kita.

Bersiap untuk cinta dan bahagia
"Seandainya ukhti menjadi istri saya, saya berjanji akan membahagiakan ukhti," demikian ungkapan keinginan para ikhwan terhadap akhwat yang akan mereka lamar. Puluhan, mungkin ratusan angan-angan kita siapkan seandainya si dia menerima pinangan cinta kita. Kita begitu siap untuk berbahagia dan membahagiakan orang lain. Sama seperti banyak orang yang ingin menjadi kaya, tenar dan dipuja banyak orang.

Sayang, banyak diantara kita yang belum siap untuk merasa kecewa. Dan ketika impian itu berakhir kita seperti terhempas. Tidak percaya bahwa itu bisa terjadi, ada akhwat yang ‘berani’ menolak pinangan kita. Bila kurang waras, mungkin akan keluar ucapan, "berani-beraninya..." atau "apa yang kurang dari saya....."

Akhi dan ukhti, jangan biarkan angan-angan membuai kita dan membuat diri menjadi tulul amal, panjang angan-angan. Sadarilah semakin tinggi angan membuai kita, semakin sakit manakala tak tergapai dan terjatuh. Ambillah sikap simbang setiap saat; bersiap diri menjadi senang sekaligus kecewa. Sikap itu akan menjadi bufferl penyangga mental kita, apapun yang terjadi kelak.

Manakala kenyataan pahit yang ada di depan mata, sang akhwat menolak khitbah kita atau sang ikhwan memilih ‘bunga’ yang lain, hati ini tidak akan tercabik. Yang akan datang adalah keikhlasan dan sikap lapang dada. Demikian pula saat ia menjatuhkan pilihannya pada kita, hati ini akan bersyukur padaNya karena doa terkabul, keinginan menjadi kenyataan.

"Menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya urusannya seluruhnya baik dan tidaklah hal itu dimiliki oleh seseorang kecuali bagi seorang mukmin. Jika mendapat nikmat ia bersyukur maka hal itu baik baginya, dan jika menderita kesusahan ia bersabar maka hal itu lebih baik baginya." (HR. Muslim).

Bukan Aib
Ditolak? Emang enak! Wah, mungkin demikian pikiran sebagian ikhwan. Malu, kesal dan kecewa menjadi satu. Tapi itulah bentuk ‘perjuangan’ menuju pernikahan. Kita tidak akan pernah tahu apakah sang pujaan menerima atau menolak kita, kecuali setelah mengajukan pinangan padanya. Manakala ditolak tidak usah malu, bukan cuma kita yang pernah ditolak, banyak ikhwan yang ‘senasib’ dan ‘sependeritaan’.

Saatnya berjiwa besar ketika ditolak. Tidak perlu merasa terhina. Demikian pula saat banyak orang tahu hal itu. Bukankah apa yang kita lakukan adalah sesuatu yang benar? Mengapa mesti malu.

‘Kita mungkin takkan Bahagia’
Marah-marah karena lamaran tertolak? Mendoakan keburukan pada ikhwan yang tidak mencintai kita? Itu bukan sikap seorang muslim/muslimah yang baik. Tidak ada yang bisa melarang seseorang untuk jatuh cinta maupun menolak cinta. Sebagaimana kita punya hak untuk mencintai dan melamar orang, maka ada pula hak yang diberikan agama pada orang lain untuk menolak pinangan kita. Bahkan dalam kehidupan rumah tangga pun seorang suami dan istri diberikan hak oleh Allah SWT. Untuk membatalkan sebuah ikatan pernikahan.

Mengapa ada hak penolakan cinta yang diberikan Allah pada kita? Bahkan dalam pernikahan ada pintu keluar ‘perceraian’? jawabannya adalah sangat mungkin manusia yang jatuh cinta atau setelah membangun rumah tangga, ternyata tak kunjung memperoleh kebahagiaan (al hanaah) dari pasangannya, maka tiada guna mempertahankan sebuah bahtera rumah tangga bila kebahagiaan dan ketentraman tak dapat diraih. Wallahu’alam bi ash shawab.

"Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik." (QS. Al-Baqarah [2] : 229).

Berpikir positiflah manakala cinta tak berbalas. Belum tentu kita memperoleh kebahagiaan bila hidup bersamanya. Apa yang kita pandang baik secara kasat mata, belum tentu berbuah kebaikan di kemudian hari.

Adakalanya keinginan untuk hidup bersama orang yang kita idamkan begitu menggoda. Tapi bila ternyata cinta kita bertepuk sebelah tangan, untuk apa semua kita pikirkan lagi? Allah Maha Pangatur, ia pasti akan mempertemukan kita dengan orang yang memberikan kebahagiaan seperti yang kita angankan. Bahkan mungkin lebih dari yang kita harapkan.

Be positive thinking, suatu hari kelak ketika antum telah menikah dengan orang lain - bukan dengan si dia yang antum idamkan - niscaya antum takjub dengan kebahagiaan yang antum rasakan. Percayalah banyak orang yang telah merasakan hal demikian.

‘Saya tak mungkin berbahagia tanpanya’
Ini adalah perangkap, ia akan memenjarakan kita terus menerus dalam kekecewaan. Perasaan ini juga menghambat kita untuk mendapatkan kesempatan berbahagia dengan orang lain. Mereka yang terus menerus mengingat orang yang pernah menolaknya, dan masih terbius dengan angan-angannya sebenarnya tengah menyiksa perasaan mereka sendiri dan menutup peluang untuk bahagia.

Mari berpikir jernih, untuk apa memikirkan orang lain yang sudah menjalani kehidupannya sendiri? Jangan biarkan orang lain membatalkan kebahagiaan kita. Diri kitalah yang bisa menciptakannya sendiri. Untuk itu tanamkan optimisme dan keyakinan terhadap qadla Allah SWT. Insya Allah, akan ada orang yang membahagiakan kita kelak.

Cinta membutuhkan waktu
"Maukah ukhti menjadi istri saya? Saya tunggu jawaban ukhti dalam waktu 1 X 24 jam!" Masya Allah, cinta bukanlah martabak telor yang bisa di tunggu waktu matangnya. Ia berproses, apalagi berbicara rumah tangga, pastinya banyak pertimbangan-pertimbangan yang harus dipikirkan. Ada unsur keluarga yang harus berperan. Selain juga ada pilihan-pilihan yang mungkin bisa diambil.

Jadi harap dipahami bila kesempatan datangnya cinta itu menunggu waktu. Seorang akhwat yang akan dilamar - contoh extrim pada kasus diatas- bisa jadi tidak serta merta menjawab. Biarkanlah ia berpikir dengan jernih sampai akhirnya ia melahirkan keputusan. Jadi cara berpikir seperti di atas sebenarnya lebih cocok dimiliki anggota tim SWAT ketimbang orang yang berkhitbah

Ideal bagus, Tapi realistik adalah Sempurna
"Suami yang saya dambakan adalah yang bertanggungjawab pada keluarga, giat berdakwah dan rajin beribadah, cerdas serta pengertian, penyayang, humoris, mapan dan juga tampan." Itu mungkin suami dambaan Anda duhai Ukhti. tapi jangan marah bila saya katakan bahwa seandainya kriteria itu adalah harga mati yang tak tertawar, maka yang ukhti butuhkan bukanlah seorang ikhwan melainkan kitab-kitab pembinaan.

Kenyataannya tidak ada satupun lelaki didunia ini yang bisa memenuhi semua keinginan kita. Ada yang mapan tapi kurang rupawan, ada yang rajin beribadah tapi kurang mapan, ada yang giat dakwah dakwah tapi selalu merasa benar sendiri, dan sebagainya.

Ini bukan berarti kita tidak boleh memiliki kriteria bagi calon suami/istri kita, lantas membuat kita mengubah prinsip menjadi "yang penting akhwat" atau "yang penting ikhwan". Tapi realistislah, setiap menusia punya kekurangan - sekaligus kelebihan. Mereka yang menikah adalah orang-orang yang berani menerima kekurangan pasangannya, bukan orang-orang yang sempurna. Tapi berpikir realistis terhadap orang yang akan melamar kita, atau yang akan kita lamar, adalah kesempurnaan.

Maka doa kita kepada Allah bukanlah, "berikanlah padaku pasangan yang sempurna" tetapi "ya Allah, karuniakanlah padaku pasangan yang baik bagi agamaku dan duniaku."

Kekuatan Ruhiyah
Percaya diri itu harus, tapi overselfconfidence adalah kesalahan. Jangan terlalu percaya diri akhi bahwa lamaran antum diterima. Jangan juga terlalu yakin ukhti, bahwa sang pujaan akan datang ke rumah anti. Perjodohan adalah perkara gaib. Tanpa ada seorang pun yang tahu kapan dan dengan siapa kita akan berjodoh. Cinta dan berjodohan tidak mengenal status dan identifikasi fisik. Bukan karena ukhti cantik maka para ikhwan menyukai ukhti. Juga bukan karena akhi seorang hamalatud da’wah lalu setiap akhwat mendambakannya.

Kita tidak bisa mengukur kebahagiaan orang lain menurut persepsi kita. Bukankah sering kita melihat seseorang yang menurut kita "luar biasa" berjodoh dengan yang ‘biasa-biasa’. Seperti seringnya kita melihat pasangan yang ganteng dan cantik, populer tapi kemudian berpisah. Inilah rahasia cinta dan perjodohan, tidak bisa terukur dengan ukuran-ukuran manusia.

Maka landasilah rasa percaya diri kita dengan sikap tawakal kepada Allah. Kita berserah diri kepadaNya akan keputusan yang ia berikan. Jauhilah sikap takkabur dan sombong. Karena itu semua hanya akan membuat diri kita rendah dihadapan Allah dan orang lain. Intinya saya bermaksud mengatakan ‘jangan ke-ge-er-an’ dengan segala title dan atribut yang melekat pada diri kita.

Beri cinta kesempatan (lagi)
"... dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (QS. Yusuf [12] : 87). Bersedih hati karena gagal bersanding dengan dambaan hati wajar adanya. Tapi bukan alasan untuk menyurutkan langkah berumah tangga. Dunia ini luas, demikian pula dengan orang-orang yang mencintai kita. Kegagalan cinta bukan berarti kita tidak berhak bahagia atau tidak bisa meraih kebahagiaan. Bila hari ini Allah belum mempertemukan kita dengan orang yang kita cintai, Insya Allah ia akan datang esok atau lusa, atau kapanpun ia menghendaki, itu adalah bagian dari kekuasaanNya.

Cinta juga berproses. Ia membutuhkan waktu. Ia bisa datang dengan cepat tak terduga atau mungkin tidak seperti yang kita harapkan. Ada orang yang dengan cepat berumah tangga, tapi ada pula yang merasakan segalanya berjalan lambat, namun tidak pernah ada kata terlambat untuk merasakan kebahagiaan dalam pernikahan. Beri kesempatan diri kita untuk kembali merasakan kehangatan cinta. ‘love is knocking outside the door.’ Kata musisi Tesla dalam senandung love will find a way. Tidak pernah ada kata menyerah untuk meraih kebahagiaan dalam naungan ridhoNya. Yang pokok, ikhwan atau akhwat yang kelak akan menjadi pasangan kita adalah mereka yang dirihoi agamanya.

"Jika melamar kepada kalian seseorang yang kalian ridho agamanya dan akhlaknya maka nikahkanlah ia, bila kalian tidak melakukannya maka akan ada fitnah di muka bumi dan kerusakan yang nyata." (HR. Turmudzi).

"Wanita dinikahi karena satu dari tiga hal; dinikahi karena hartanya, dinikahi karena kecantikannya, dinikahi karena agamanya. Maka pilihlah yang memiliki agama dan akhlak (mulia) niscaya selamat dirimu." (HR. Ahmad). Pacaran? Hm... Tunggu Dulu!!!

Tak kenal maka tak sayang! Itulah sebuah ungkapan yang telah populer di kehidupan kita. Bahkan, ungkapan itu memang berlaku umum, yaitu sejak seseorang mulai mengenal lingkungan hidupnya.

Dalam konteks hubungan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram, istilah "tak kenal maka tak sayang" adalah awal dari terjalinnya hubungan saling mencintai. Apa lagi, di zaman sekarang ini hubungan seperti itu sudah umum terjadi di masyarakat. Yaitu, suatu hubungan yang tidak hanya sekadar kenal, tetapi sudah berhubungan erat dan saling menyayangi. Hubungan seperti ini oleh masyarakat dikenal dengan istilah "pacaran".

Istilah pacaran berasal dari kata dasar pacar yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih. Istilah pacaran dalam bahasa Arab disebut tahabbub. Pacaran berarti bercintaan; berkasih-kasihan, yaitu dari sebuah pasangan laki-laki dan perempuan yang bukan mahram.

Para ulama telah banyak membicarakan masalah ini, seperti misalnya yang terdapat dalam Fatwa Lajnah Daimah, sebuah kumpulan fatwa dari beberapa ulama. Sebelum sampai pada simpulan hukum pacaran, terlebih dahulu ditelusuri berbagai kemungkinan yang terjadi ketika sebuah pasangan muda-mudi yang bukan mahram menjalin hubungan secara intim. Dengan penelusuran seperti ini, suatu tindakan tertentu yang berkaitan dengan hubungan muda-mudi ini dapat dinilai dari sudut pandang syar'i. Dengan demikian, kita akan dengan mudah mengetahui suatu "hubungan" yang masih dapat ditoleransi oleh syariat dan yang tidak.

Apa yang terjadi dari sebuah hubungan antara seseorang dengan orang lain secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lima : perkenalan, hubungan sahabat, jatuh cinta, hubungan intim, dan hubungan suami istri.

***
Perkenalan
Islam tidak melarang seseorang untuk mengenal orang lain, termasuk lawan jenis yang bukan mahram. Bahkan, Islam menganjurkan kepada kita untuk bersatu, berjamaah. Karena, kekuatan Islam itu adalah di antaranya kejamaahan, bahkan Allah menciptakan manusia menjadi berbangsa-bangsa dan bersuku-suku itu untuk saling mengenal.

Allah SWT berfirman yang artinya, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal." (QS. Al-Hujuraat : 13).

***

Hubungan Sahabat
Hubungan sahabat adalah hubungan sebagai kelanjutan dari sebuah hubungan yang saling mengenal. Setelah saling mengenal, seseorang berhubungan dengan orang lain bisa meningkat menjadi teman biasa atau teman dekat (sahabat). Hubungan sahabat dimulai dari saling mengenal. Hubungan saling mengenal ini jika berlangsung lama akan menciptakan sebuah hubungan yang tidak hanya saling mengenal, tetapi sudah ada rasa solidaritas yang lebih tinggi untuk saling menghormati dan bahkan saling bekerja sama. Contoh yang mungkin dapat diambil dalam hal ini adalah seperti hubungan antara Zainudin MZ dengan Lutfiah Sungkar, Neno Warisman dengan Hari Mukti, dan lain-lain. Mereka adalah pasangan lawan-lawan jenis yang saling mengenal, juga dalam diri mereka terjalin hubungan yang saling menghormati, bahkan mungkin bisa bekerja sama. Dalam Islam, hubungan semacam ini tidaklah dilarang.

"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya." (QS. Al-Maidah : 2).

***

Jatuh Cinta
Islam juga tidak melarang seseorang mencintai sesuatu, tetapi untuk tingkatan ini harus ada batasnya. Jika rasa cinta ini membawa seseorang kepada perbuatan yang melanggar syariat, berarti sudah terjerumus ke dalam larangan. Rasa cinta tadi bukan lagi dibolehkan, tetapi sudah dilarang. Perasaan cinta itu timbul karena memang dari segi zatnya atau bentuknya secara manusiawi wajar untuk dicintai. Perasaan ini adalah perasaan normal, dan setiap manusia yang normal memiliki perasaan ini. Jika memandang sesuatu yang indah, kita akan mengatakan bahwa itu memang indah. Imam Ibnu al-Jauzi berkata, "Untuk pemilihan hukum dalam bab ini, kita harus katakan bahwa sesungguhnya kecintaan, kasih sayang, dan ketertarikan terhadap sesuatu yang indah dan memiliki kecocokan tidaklah merupakan hal yang tercela. Terhadap cinta yang seperti ini orang tidak akan membuangnya, kecuali orang yang berkepribadian kolot. Sedangkan cinta yang melewati batas ketertarikan dan kecintaan, maka ia akan menguasai akal dan membelokkan pemiliknya kepada perkara yang tidak sesuai dengan hikmah yang sesungguhnya, hal seperti inilah yang tercela."

Begitu juga ketika melihat wanita yang bukan mahram, jika ia wanita yang cantik dan memang indah ketika secara tidak sengaja terlihat oleh seseorang, dalam hati orang tersebut kemungkinan besar akan terbesit penilaian suatu keindahan, kecantikan terhadap wanita itu. Rasa itulah yang disebut rasa cinta, atau mencintai. Tetapi, rasa mencintai atau jatuh cinta di sini tidak berarti harus diikuti rasa memiliki. Rasa cinta di sini adalah suatu rasa spontanitas naluri alamiah yang muncul dari seorang manusia yang memang merupakan anugerah Tuhan. Seorang laki-laki berkata kepada Umar bin Khattab ra, "Wahai Amirul Mukminin, aku telah melihat seorang gadis, kemudian aku jatuh cinta kepadanya." Umar berkata, "Itu adalah termasuk sesuatu yang tidak dapat dikendalikan." (HR. Ibnu Hazm). Dalam kitab Mauqiful Islam minal Hubb, Muhammad Ibrahim Mubarak menyimpulkan apa yang disebut cinta, "Cinta adalah perasaan di luar kehendak dengan daya tarik yang kuat pada seseorang."

Sampai batas ini, syariat Islam masih memberikan toleransi, asalkan dari pandangan mata pertama yang menimbulkan penilaian indah itu tidak berlanjut kepada pandangan mata kedua. Karena, jika rasa cinta ini kemudian berlanjut menjadi tidak terkendali, yaitu ingin memandang untuk yang kedua kali, hal ini sudah masuk ke wilayah larangan.

Allah SWT berfirman yang artinya, "Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.' Katakanlah kepada wanita yang beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan merekaĆ¢€¦" (QS. An-Nuur : 30 - 31). Menundukkan pandangan yaitu menjaga pandangan, tidak dilepas begitu saja tanpa kendali sehingga dapat menelan merasakan kelezatan atas birahinya kepada lawan jenisnya yang beraksi. Pandangan yang terpelihara adalah apabila secara tidak sengaja melihat lawan jenis kemudian menahan untuk tidak berusaha melihat lagi kemudian.

Dari Jarir bin Abdullah, ia berkata, "Saya bertanya kepada Rasulullah SAW tentang melihat dengan mendadak. Maka jawab Nabi, 'Palingkanlah pandanganmu itu'!" (HR. Muslim, Abu Daud, Ahmad, dan Tirmizi).

Rasulullah SAW berpesan kepada Ali ra yang artinya, "Hai Ali, Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya! Kamu hanya boleh pada pandangan pertama, adapun berikutnya tidak boleh." (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Tirmizi).

Ibnul Jauzi di dalam Dzamm ul Hawa menyebutkan bahwa dari Abu al-Hasan al-Wa'ifdz, dia berkata, "Ketika Abu Nashr Habib al-Najjar al-Wa'idz wafat di kota Basrah, dia dimimpikan berwajah bundar seperti bulan di malam purnama. Akan tetapi, ada satu noktah hitam yang ada wajahnya. Maka orang yang melihat noda hitam itu pun bertanya kepadanya, 'Wahai Habib, mengapa aku melihat ada noktah hitam berada di wajah Anda?' Dia menjawab, 'Pernah pada suatu ketika aku melewati kabilah Bani Abbas. Di sana aku melihat seorang anak amrad dan aku memperhatikannya. Ketika aku telah menghadap Tuhanku, Dia berfirman, 'Wahai Habib?' Aku menjawab, 'Aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah.' Allah berfirman, 'Lewatlah Kamu di atas neraka'. Maka aku melewatinya dan aku ditiup sekali sehingga aku berkata, 'Aduh (karena sakitnya)'. Maka Dia memanggilku, 'Satu kali tiupan adalah untuk sekali pandangan. Seandainya kamu berkali-kali memandang, pasti Aku akan menambah tiupan (api neraka)." Hal tersebut sebagai gambaran, bahwa hanya melihat amrad (anak muda belia yang kelihatan tampan) saja akan mengalami kesulitan yang sangat dalam di akhirat kelak.

***

Hubungan Intim
Jika rasa jatuh cinta ini berlanjut, yaitu menimbulkan langkah baru dan secara kebetulan pihak lawan jenis merespon dan menerima hubungan ini, terjadilah hubungan yang lebih jauh dan lebih tinggi levelnya, yaitu hubungan intim. Hubungan ini sudah tidak menghiraukan lagi rambu-rambu yang ketat, apalagi aturan. Dalam hubungan ini pasangan muda-mudi sudah bisa merasakan sebagian dari apa yang dialami pasangan suami istri. Pelaku hubungan pada tingkatan ini sudah lepas kendali. Perasan libido seksual sudah sangat mendominasi. Dorongan seksual inilah yang menjadi biang keladi hitam kelamnya hubungan tingkat ini. Bersalaman dan saling bergandeng tangan agaknya sudah menjadi pemandangan umum di kehidupan masyarakat kita, bahkan saling berciuman sudah menjadi tren pergaulan intim muda-mudi zaman sekarang. Inilah hubungan muda-mudi yang sekarang ini kita kenal dengan istilah "pacaran".

Malam minggu adalah malam surga bagi pasangan muda-mudi yang menjalin hubungan pada tingkatan ini. Mereka telah memiliki istilah yang sudah terkenal: "apel". Sang kekasih datang ke rumah kekasihnya. Ada kalanya apel hanya dilaksanakan di rumah saja, ada kalanya berlanjut pergi ke suatu tempat yang tidak diketahui lingkungan yang dikenalnya. Dengan begitu, mereka bebas melakukan apa saja atas dasar saling menyukai.

Al-Hakim meriwayatkan, "Hati-hatilah kamu dari bicara-bicara dengan wanita, sebab tiada seorang laki-laki yang sendirian dengan wanita yang tidak ada mahramnya melainkan ingin berzina padanya."

"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia berduaan dalam tempat sepi dengan seorang wanita, sedang dia dengan wanita tersebut tidak memiliki hubungan keluarga (mahram), karena yang ketiga dari mereka adalah setan." (HR. Ahmad).

Ath-Thabarani meriwayatkan, Nabi SAW bersabda yang artinya, "Awaslah kamu dari bersendirian dengan wanita, demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, tiada seorang lelaki yang bersendirian (bersembunyian) dengan wanita melainkan dimasuki oleh setan antara keduanya. Dan seorang yang berdesakkan dengan babi yang berlumuran lumpur yang basi lebih baik daripada bersentuhan bahu dengan bahu wanita yang tidak halal baginya."

Ibnul Jauzi di dalam Dzamm ul-Hawa menyebutkan bahwa Abu Hurairah ra dan Ibn Abbas ra keduanya berkata, Rasulullah SAW berkhotbah, "Barang siapa yang memiliki kesempatan untuk menggauli seorang wanita atau budak wanita lantas dia melakukannya, maka Allah akan mengharamkan surga untuknya dan akan memasukkan dia ke dalam neraka. Barangsiapa yang memandang seorang wanita (yang tidak halal) baginya, maka Allah akan memenuhi kedua matanya dengan api dan menyuruhnya untuk masuk ke dalam neraka. Barangsiapa yang berjabat tangan dengan seorang wanita (yang) haram (baginya) maka di hari kiamat dia akan datang dalam keadaan di belenggu tangannya di atas leher, kemudian diperintahkan untuk masuk ke dalam neraka. Dan barangsiapa yang bersenda gurau dengan seorang wanita, maka dia akan ditahan selama seribu tahun untuk setiap kata yang diucapkan di dunia. Sedangkan setiap wanita yang menuruti (kemauan) lelaki (yang) haram (untuknya), sehingga lelaki itu terus membarengi dirinya, mencium, bergaul, menggoda dan bersetubuh dengannya, maka wanita itu juga mendapatkan dosa seperti yang diterima oleh lelaki tersebut."

Hubungan intim ini akan sampai pada puncaknya jika terjadi suatu hubungan sebagaimana layaknya yang dilakukan oleh suami istri.

***
Hubungan Suami-Istri
Agama Islam itu adalah agama yang tidak menentang fitrah manusia. Islam sangat sempurna di dalam memandang hal semacam ini. Manusia diciptakan oleh Allah SWT memiliki dorongan seks. Oleh karena itu, Islam menempatkan syariat pernikahan sebagai salah satu sunah nabi-Nya.

Hubungan sepasang kekasih mencapai puncak kedekatan setelah menjalin hubungan suami-istri. Dengan pernikahan, seseorang sesungguhnya telah dihalalkan untuk berbuat sesukanya terhadap istri/suaminya (dalam hal mencari kepuasan libido seksualnya: hubungan badan), asalkan saja tidak melanggar larangan yang telah diundangkan oleh syariat.

Kita tidak menyangkal bahwa di dalam kenyataan sekarang ini meskipun sepasang kekasih belum melangsungkan pernikahan, tetapi tidak jarang mereka melakukan hubungan sebagaimana layaknya hubungan suami-istri. Oleh karena itu, kita sering mendengar seorang pemudi hamil tanpa diketahui dengan jelas siapa yang menghamilinya. Bahkan, banyak orang yang melakukan aborsi (pengguguran kandungan) karena tidak sanggup menahan malu memomong bayi dari hasil perbuatan zina.

Jika suatu hubungan muda-mudi yang bukan mahram (belum menikah) sudah seperti hubungan suami istri, sudah tidak diragukan lagi bahwa hubungan ini sudah mencapai puncak kemaksiatan. Sampai hubungan pada tingkatan ini, yaitu perzinaan, banyak pihak yang dirugikan dan banyak hal telah hilang, yaitu ruginya lingkungan tempat mereka tinggal dan hilangnya harga diri dan agama bagi sepasang kekasih yang melakukan perzinaan. Selain itu, sistem nilai-nilai keagamaan di masyarakat juga ikut hancur.

Di dalam kitab Ibnu Majah diriwayatkan bahwa Ibnu Umar ra bertutur bahwa dirinya termasuk sepuluh orang sahabat Muhajirin yang duduk bersama Rasulullah SAW. Lalu, beliau mengarahkan wajahnya kepada kami dan bersabda, "Wahai segenap Muhajirin, ada lima hal yang membuat aku berlindung kepada Allah dan aku berharap kalian tidak mendapatkannya. Pertama, tidaklah perbuatan zina tampak pada suatu kaum sehingga mereka melakukan terang-terangan, melainkan mereka akan tertimpa bencana wabah dan penyakit yang tidak pernah ditimpakan kepada orang-orang sebelum mereka. Kedua, tidaklah suatu kaum mengurangi takaran dan timbangan, melainkan mereka akan tertimpa paceklik, masalah ekonomi, dan kedurjanaan penguasa. Ketiga, tidaklah suatu kaum menolak membayar zakat, melainkan mereka akan meng alami kemarau panjang. Sekiranya tidak karena binatang, niscaya mereka tidak akan diberi hujan. Keempat, tidaklah suatu kaum melakukan tipuan (ingkar janji), melainkan akan Allah utus kepada mereka musuh yang akan mengambil sebagian yang mereka miliki. Kelima, tidaklah para imam (pemimpin) mereka meninggalkan (tidak mengamalkan Al-Qur'an), melainkan akan Allah jadikan permusuhan antar mereka." (HR. Ibnu Majah dan Hakim).

"Semalam aku melihat dua orang yang datang kepadaku. Lantas mereka berdua mengajakku keluar. Maka aku berangkat bersama keduanya. Kemudian keduanya membawaku melihat lubang (dapur) yang sempit atapnya dan luas bagian bawahnya, menyala api, dan bila meluap apinya naik orang-orang yang di dalamnya sehingga hampir keluar. Jika api itu padam, mereka kembali ke dasar. Lantas aku berkata, 'Apa ini?' Kedua orang itu berkata, 'Mereka adalah orang-orang yang telah melakukan zina'." (Isi hadits tersebut kami ringkas redaksinya. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim).

Atha' al-Khurasaniy berkata, "Sesungguhnya neraka Jahanam memiliki tujuh buah pintu. Yang paling menakutkan, paling panas dan paling busuk baunya adalah pintu yang diperuntukkan bagi para pezina yang melakukan perbuatan tersebut setelah mengetahui hukumnya." (Dzamm ul-Hawa, Ibnul Jauzi).

Dengan mengetahui dampak negatif yang sangat besar ini, kita akan menyadari dan meyakini bahwa apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW itu ternyata memang benar. Apabila seorang pemuda sudah siap untuk menikah, segerakanlah menikah. Hal ini sangat baik untuk menghindari terjadinya perbutan maksiat. Tetapi, jika belum mampu untuk menikah, orang tersebut hendaknya berpuasa. Karena, puasa itu di antaranya dapat menahan hawa nafsu.

"Wahai segenap pemuda, barang siapa yang mampu memikul beban keluarga hendaklah menikah. Sesungguhnya pernikahan itu lebih dapat meredam gejolak mata dan nafsu seksual, tetapi barang siapa belum mampu, hendaklah dia berp uasa, karena puasa itu benteng (penjagaan) baginya." (HR. Bukhari). (Abu Annisa)

Kamis, 28 Agustus 2008

akhirnya bisa juga bikin adsense


jam 01.49 am hari kamis
wah seneng banget akhirnya bisa juga bikin adsense google d blog Q, so semakin banyak d klik semakin banyak pula dolar yg d dapat, so temen2 tlg d klik aja y adsense d sana yg tulisan (adds by google)
ini dia bisnis internet yg prospektif, ternyata bikin adsense g sulit2 amat, amat aja gak sulit hehehe..so nggak jamanya lagi ngenet ngeluarin duit, tapi ngenet dapat duit ;)

Kamis, 21 Agustus 2008

laskar pelangi de movie



Setelah sukses menjadi novel best seller dengan penjualan lebih dari 500.000 eksemplar, kini Laskar Pelangi siap diangkat ke layar lebar dan akan memasuki tahap syuting pada tanggal 25 Mei 2008. Film ini diproduksi oleh Miles Films bekerjasama dengan Mizan Cinema Productions, ?B? Edutainment dan Iluni UI.

Laskar Pelangi adalah sebuah kisah anak bangsa yang menggambarkan perjuangan guru dan 10 siswa di Belitong untuk sebuah pendidikan. Ide pembuatan film ini berawal dari rasa kagum Mira Lesmana dan Riri Riza selaku Produser dan Sutradara film ini terhadap buku karya Andrea Hirata yang diterbitkan pertama kali pada tahun 2004. ?Buku Laskar Pelangi sanggup membuat kita tiba-tiba merasa bangga jadi orang Indonesia dan memompa semangat serta optimisme kebangsaan, dengan hadirnya karakter anak-anak Laskar Pelangi, Ibu Muslimah dan Bapak Harfan,? ucap Mira Lesmana selaku Produser film ini.

Selaku sutradara film Laskar Pelangi, Riri Riza mengungkapkan: ?Laskar Pelangi memiliki cerita yang unik dan penuh dinamika dengan hadirnya 10 siswa dengan kararkter yang sangat kuat dan seorang guru ambisius yang mempunyai cita-cita besar dan luhur. Dan Andrea Hirata adalah faktor yang sangat penting kenapa kami ingin memfilmkan buku Laskar Pelangi ini. Saat pertama kali ketemu dengan Andrea, ada antusiasme yang terlihat di dirinya. Bertemu Andrea Hirata seperti melihat matahari yang bersinar keras sekali dan sangat inspiring.?

Bagi sang penulis, Andrea Hirata, bukan hal yang mudah untuk mengijinkan karya sastra pertamanya ini untuk difilmkan. Jelas Andrea mempunyai alasan khusus kenapa ia mempercayakan penggarapan film Laskar Pelangi ini kepada Mira Lesmana dan Riri Riza. ?Ada beberapa alasan kenapa saya rela menyerahkan cerita Laskar Pelangi ini kepada Mira Lesmana dan Riri Riza. Pertama, Mira dan Riri adalah sineas yang memiliki integritas, yang tidak semata melihat keinginan pasar dalam membuat karyanya. Kedua, Mira dan Riri mempunyai talent yang langka dalam membuat sebuah karya seni. Mereka bisa membuat film box office, tapi tetap bermutu. Dan setelah lama bergaul dengan mereka, saya semakin yakin kalau kedua sineas ini mempunyai indra keenam dalam membuat sebuah karya dan mempunyai perspektif yang unik,? ungkap Andrea.

Sementara menurut Putut Widjanarko, Vice President Operation Mizan Publika, dengan terjunnya Mizan dalam produksi film ini merupakan konsekuensi logis dari strategi pengembangan Mizan ke depan. ?Mizan Prouductions sangat bangga bekerjasama dengan Miles Films menghadirkan film yang ditunggu-tunggu kehadirannya oleh masyarakat Indonesia ini. Apalagi buku best seller Laskar Pelangi adalah terbitan salah satu penerbit dalam kelompok Mizan, yaitu penerbit Bentang Pustaka.?

Setelah melewati proses pertemuan dan diskusi dengan sang penulis selama satu tahun, akhirnya Juli - Desember 2007, proses penulisan skenario yang ditulis oleh Salman Aristo, dibantu oleh Riri Riza dan Mira Lesmana pun dimulai. Dan persiapan produksi pun sudah dilakukan sejak Juli 2007 lalu dengan melakukan proses penulisan skenario, survey lokasi, serta casting para pemain Laskar Pelangi. ?Dalam proses pembuatan film ini hampir 100% pengambilan gambar dan syuting dilakukan di Belitong. Dan satu hal yang cukup istimewa di film ini, 12 orang pemain, 10 Laskar Pelangi dengan dua karakter pelengkap yang memerankan Flo dan A Ling, semuanya asli dari Belitong,? cerita Mira, antusias.

Adapun keinginan Rira dan Mira untuk menampilkan anak-anak asli Belitong agar chemistry antara cerita dan para pemain muncul secara real dan natural. ?Sejak awal kami memang tidak terpikirkan untuk menggunakan pemain di luar kota Belitong untuk tokoh-tokoh anak Laskar Pelangi. Jadi proses hunting dan casting pemain pun sudah kami lakukan sejak awal persiapan produksi,? ujar Riri. ?Meskipun anak-anak ini belum berpengalaman dan awam dengan dunia akting, tapi mereka ini adalah anak-anak yang sangat berbakat, punya keberanian, mau mencoba, dan yang terpenting, mereka bisa mempresentasikan tokoh-tokoh utama di film ini,? lanjut Mira.

Setelah menjalani proses hunting dan casting di Belitong, akhirnya terpilih juga 12 orang pelajar Belitong yang akan memerankan karakter Ikal, Lintang, Mahar, Syahdan, Borek, Kucai, A Kiong, Sahara, Trapani, Harun, Flo, dan A Ling.

bocah2 asli belitong

Meski begitu, bukan berarti Mira luput menampilkan para pemain profesional. 12 nama aktor profesional pun turut tampil meramaikan film ini, seperti Cut Mini, Ikranegara, Lukman Sardi, Ario Bayu, Tora Sudiro, Slamet Raharjo, Alex Komang, Mathias Muchus, Rieke Diah Pitaloka, Robbie Tumewu, JaJang C. Noer, dan Teuku Rifnu Wikana .

Film yang diperuntukkan bagi semua umur dan kalangan ini rencananya akan beredar di bioskop di seluruh Indonesia pada liburan Lebaran 2008 ini.

Kamis, 14 Agustus 2008

Bercocok Ide

"ide ibarat tanaman,dia perlu dibibit, dipupuk, diairi, dirawat lalu baru bisa dipanen."

imajinasiku ingin selalu kupaksa untuk terus menerawang, kadang buntu kadang juga cemerlang,seperti cerahnya warna lampu neon yang menerangi kegelapan malam, ah.. tapi kebuntuan lebih banyak menjalar di benakku, tatkala ingin kugoreskan semua hal yang tersirat di pikiranku, kebuntuan selalu sering datang dan hinggap. memang aku belum terbiasa meramunya, ia masih berbentuk bibit, sangat muda dan polos sekali, ia sering malu untuk muncul jika tidak dipancing dengan sentuhan-sentuhan imajinatif, bisa dengan membaca artikel, hingga membaca cerita temen-temen, sampai munculnya ego dan motivasi calon bibit "ide" ku ini.
aku sadar untuk terus menjaga kelanggengan ideku aku harus selalu memupuknya dengan banyak membaca, membiasakan diri untuk menulis hingga sekecil apapun, bahkan kongkow-kongkow dengan para kuli tinta dan para kutu buku semakin sering ku alami. kadang juga mengairinya dengan banyak membaca kembali tulisanku, sedikit membubuhinya dengan diksi dan deskripsi yang semakin memperindah ideku.
meski bukan semudah membalik telapak tangan untuk selalu menjaga ideku dan menuangkanya dalam bentuk tulisan, menulis tiap hari, mencatat rapi kejadian hidupku dalam buku diare, hingga mengisi dan posting artikel di blog-blog, multiply, sampai web site pribadiku.
ingin sekali aku memetik panenya dalam bentuk karya, bisa menjadi sebuah buku yang inspiratif hingga berlabelkan "best seller" atau sebuah memoar yang cukuplah menjadi bukti keberadaanku di dunia ini, sebagai catatan pengalaman hidup dan upaya berbagi cerita dengan anak cucu.

kairo,3 hari menjelang hari kemerdekaan, 2008

Selasa, 12 Agustus 2008

tajdid blog pertama ku


istilah tajdid dalam bahasa arab sering di maknai dengan rekontruksi, meski lebih fix nya dengan istilah renew menurut azyumadri azra ketika mengertikan terma pembaharuan, tapi renew kali ini adalah sebuah ungkapan untuk pembaharuan yang ada dalam blogQ, yah setengah harian pasnya (dimulai dari ba'da zuhur hingga menjelang petang) ane ngutak-ngatik blog untuk memperbaharui template, nambah aplikasi jam, counter pengunjung, daftar tamu n logo point kemudian.com. dan emang sangat berkesan ketika memasang point situs menulis kemudian .com karena emang sudah setahun lebih ane nggak pernah lagi aktif di situs kepenulisan ini, palagi dah lupa ma password n id usernya, yah hamdalah akhirnya ketemu juga... moga g hanya bikin blog, situs pribadiku (cc.or, nunggu 2 hari lg utk aktivasi) bisa terwujud, n terutama bisa menjadi motivasi utk bisa lebih semangat dalam menulis, bersilaturrohim, tasliyah, browsing2 hingga trading hehehe..so bagi temen2 d tggu tips2 yg lain utk belajar HTML yah...